Pages

Friday, September 5, 2008

Kemiskinan Penyebab HIV AIDS?!?!?!?!

Eits.... jangan bingung dulu setelah baca judulnya ya.... Aq pertama juga bingung "Kok bisa ya kemiskinan dapat menyebabkan HIV???" tapi setelah membaca sebuah sumber yang mengatakan bahwa Kemiskinan dapat menyebabkan HIV AIDS, aq jadi berubah fikiran. Ternyata selama ni yang kufikirkan salah, kupikir (sebelum baca sumber) orang yang terinfeksi itu semuanya orang Kaya. Eh ternya orang miski pun juga bisa.....
Masih gak percayakan...... klo gitu nih baca ndiri, sumbernya dari http://rafiqrokhanzen.wordpress.com

------ Kemiskinan Penyebab HIV/AIDS ------
Sumber: Pelita
Tanggal: 03-12-2004
Halaman: 09

HIV/AIDS berkaitan dengan kemiskinan, memeranginya dimulai dengan mengatasi kemiskinan. Mengurangi kemiskinan menjadi bagian tak terpisahkan dengan pengurangan kerawanan terhadap HIV/AIDS dart dampak sosial ekonomi.

“Situasi HIV/AIDS di Indonesia dewasa ini memberikan peringatan untuk segera melakukan gerakan nasional stop AIDS bila tidak Ingin bencana nasional HIV/AIDS terjadi pada 2010,” kata Menteri Kesehatan Dr Siti Fadilah Supari menjelaskan di hadapan Anggota Komisi IX DPR di Jakarta belum lama berselang.

Menurutnya menetapkan penanggulangan HIV/ AISD sebagai prioritas pembangunan dan mencantumkan dalam perencanaan strategis pembangunan nasional masing-masing departemen dengan dukung-an biaya dan sumber daya diperlukan secara berkesinambungan hingga 2010.

Angka penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup tajam, selain karena hubungan seksual, juga akibat meningkatnya pengguna narkoba di kalangan remaja melalui penggunaan jarum suntik yang bersama-sama.

Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS telah dimulai semenjak pertengahan 1980-an, tapi penanganan yang lebih serius baru dimulai sejak tahun 1994/1995, yaitu dengan dibentuknya Komisi Penanggulangan AIDS di pusat, berdasarkan keputusan presiden Nomor 36 Tahun 1994.

Sampai sekarang pun pemerintah tetap menjunjung tinggi komitmen untuk menekan jumlah penderita HJY/AIDS, khususnya dikalangan remaja yang sampai saat ini terus meningkat, dan tidak diketahui pasti jumlahnya karena menganut fenomena gung es.

Sesuai dengan hal-hal tersebut, maka penanggulangan HIV/AIDS ditekankan kepada upaya promotif dan preventif yang diselenggarakan secara berimbang dengan upaya pengobatan dan perawatan.

Untuk menunjang berbagai kegiatan pemerintah dalam penanggulangan HIV/AIDS upaya-upaya yang dilakukan antara lain, peningkatan gaya hidup sehat, promosi perilaku seksual aman, promosi dan distribusi kondom, pencegahan dan pengobatan penyakit menular seksual, penyediaan darah transfusi yang aman, pengurangan dampak buruk nafza suntik, pengobatan dan perawatan orang dengan HIV/AIDS, dukungan sosial ekonomi ODHA, dan perundangan tentang HIV/ AIDS.

DKI Jakarta dan Papua

Penderita AIDS di Indonesia, menunjukkan peningkatan yang cukup tajam, terutama di DKI Jakarta dan Papua, sebagai daerah ke dua terbesar penderita penyakit AIDS nya dengan jumlah kasus mencapai 142 kasus selama 2001. Jumlah yang dipaparkan ini, sebenarnya lebih kecil dari jumlah penderita yang sebenarnya, mengingat prediksi untuk penderita AIDS menganut pola fenomena gunung es.

Penderita AIDS di Papua umumnya diderita oleh orang dari kalangan kurang mampu, sebagai imbas dari banyaknya nelayan Thailand yang berlabuh setelah menangkap ikan. Untuk membantu penderita HIV/AIDS Papua, bantuan sebanyak satu juta Cotrimoxazol (obat untuk HIV/AIDS) kepada Kelompok Studi Khusus AIDS FKUI/RSUPNCM Jakarta untuk selanjutnya diteruskan ke propinsi paling timur Indonesia.

Alasan pemberian bantuan Obat I11V/AIDS, mengingat pertambahan jumlah kasus AIDS di daerah tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang cukup tajam. Obat tersebut untuk mengatasi penyakit pneumonia bagi penderita yang mengalaminya.

Pemakai Narkoba dan HIV AIDS

Meningkatnya kasus HIV/AIDS di Indonesia, terutama di kalangan generasi muda nampaknya cukup memprihatinkan dan perlu penanggulangan serius. Hal ini tidak terlepas dari maraknya penggunaan jarum suntik secara bergantian yang dilakukan pengguna narkoba, terutama di Jakarta yang persentasenya mencapai 60 persen.

Proporsi kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 20-29 tahun (37,79 persen) disusul kelompok umur 30-39 tahun (34,48 persen) dan kelompok umur 40-49 tahun (12,12 persen). Khusus untuk tahun ini lebih ditekankan pada peran kaum pria dalam menekan jumlah HIV/AIDS di Indonesia, untuk dapat meningkatkan peranan pemimpin serta remaja pria dalam pencegahan dan kepeduliannya terhadap semua jenis gender dan golongan umur.

Kampanye ini bertujuan melibatkan pria terutama remaja muda, untuk lebih berusaha mencegah AIDS dengan mengajak para pemimpin baik pimpinan politik maupun pimpinan pada umumnya menghadapi epidemi AIDS. Selain itu pria lebih berisiko tertular penyakit yang hingga kini belum ada obatnya.

Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak terkecuali terkena epidemi AIDS serta semakin meningkat dan kompleksnya permasalahan yang dihadapi. Untuk menanggulanginya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tapi juga seluruh lapisan masyarakat, termasuk LSM dan mereka yang berhubungan langsung dengan penularan HIV AIDS.

Meskipun dalam jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia tergolong kecil dibandingkan negara lain, tapi kita tidak boleh terlena, karena dari tahun ke tahun terjadi peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS yang cukup signifikan.

Dalam menghadapi serbuan penyakit AIDS, salah satu kunci pokok yang dapat dijalankan adalah pencegahan, karena kalau sudah terinfeksi virus HIV AIDS sangat sulit untuk diobati. Selain itu penularannya baru akan terlihat setelah sepuluh tahun kemudian, berbeda dengan penyakit PMS lainnya. (djo)

---***---

Gimana udah percayakan klo orang miskin ntu juga bisa terkena penyakit HIV..... Jadi dapat aq simpulkan bahwa HIV ntu virus yang tidak pandang bulu kaya miskin dilibas semua hehehehehehe......


0 komentar: