Pages

Tuesday, August 19, 2008

Kaitan Antara Penggunaan Narkoba dan HIV

Penggunaan narkoba adalah faktor besar dalam penyebaran infeksi HIV. Alat-alat yang dipakai secara bergantian untuk memakai narkoba dapat membawa HIV dan hepatitis, dan penggunaan narkoba juga dikaitkan dengan hubungan seks secara tidak aman. Penggunaan narkoba dan alkohol juga dapat berbahaya untuk orang yang memakai terapi antiretroviral (ART). Kepatuhan pada pengobatan tampaknya lebih sulit untuk pengguna narkoba, dan narkoba jalanan dapat berinteraksi secara gawat dengan obat antiretroviral (ARV).

Suntikan dan Infeksi
Infeksi HIV menyebar secara mudah bila orang memakai alat suntikan secara bergantian dalam penggunaan narkoba. Penggunaan alat bergantian juga menularkan hepatitis B, hepatitis C, dan
penyakit gawat lain.D arah yang terinfeksi terdapat pada semprit (insul) kemudian disuntikkan
bersama dengan narkoba saat pengguna berikut memakai semprit tersebut. Ini adalah cara termudah untuk menularkan HIV selama penggunaan narkoba karena darah yang terinfeksi langsung dimasukkan pada aliran darah orang lain. Hanya dibutuhkan jumlah darah yang
kecil pada tangan, sendok, saringan, turniket, atau pada air bilas untuk menularkan pengguna lain. Untuk mengurangi risiko penularan HIV dan hepatitis, jangan memakai alat suntikan apa pun secara bergantian, dan sering cuci tangan. Membersihkan sendok serta kulit di daerah suntikan.

Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa HIV dapat bertahan hidup selama sedikitnya empat minggu dalam semprit bekas pakai. Bila kita harus memakai alat suntik bergantian, kita dapat mengurangi risiko infeksi dengan membersihkannya sebelum orang yang berikut memakainya. Bila mungkin, memakai semprit punya sendiri dan tidak memakainya bergantian dengan oranglain. Semprit ini tetap harus dibersihkan karena bakteri dapat bertumbuh di dalamnya. Cara yang paling efektif untuk membersihkan semprit adalah dengan memakai air bersih dulu, kemudian pemutih, dan akhirnya bilas dengan air bersih. Coba mengeluarkan semua darah dari semprit dengan kocok secara keras selama 30 detik. Memakai air sejuk karena air panas dapat meyebabkan darah menjadi beku. Untuk membunuh sebagian besar HIV dan virus hepatitis, biarkan pemutih dalam semprit selama dua menit penuh. Tidak dapat dijamin bahwa semua HIV dan virus hepatitis akan dibunuh dengan pembersihan. Selalu memakai semprit baru bila mungkin.

Program Pertukaran Jarum Suntik
Beberapa komunitas sudah membentuk program pertukaran jarum suntik untuk menyediakan semprit yang baru dan terjamin bersih pada pengguna narkoba suntikan agar mereka tidak terpaksa memakai jarum suntik bergantian. Program ini memang kontroversial karena ada
yang menganggap program tersebut mendorong penggunaan narkoba. Namun penelitian pada pertukaran jarum suntik membuktikan bahwa hal ini tidak benar. Angka infeksi HIV menurun di daerah yang ada program tersebut, dan lebih banyak pengguna narkoba siap mengikuti
terapi pemulihan narkoba.

Penggunaan Narkoba dan Hubungan Seks Tidak Aman
Untuk banyak orang, narkoba dan seks saling brehubungan. Pengguna narkoba dapat menawarkan seks untuk narkoba atau uang untuk membeli narkoba. Beberapa orang mengkaitkan seks tidak aman dengan penggunaan narkobanya. Penggunaan narkoba, termasuk alkohol, meningkatkan kemungkinan orang tidak akan melindungi dirinya saat berhubungan
seks. Seseorang yang ‘menjual’ seks untuk narkoba mungkin mengalami kesulitan untuk membatasi apa yang dia akan melakukan. Penggunaan narkoba dapat mempersulit penggunaan kondom.

Pengobatan dan Narkoba
Adalah sangat penting untuk memakai setiap dosis terapi antiretroviral (ART) sesuai dengan aturan (waktu, takaran, dsb.). Orang yang tidak patuh (melupakan dosis) lebih mungkin mengalami tingkat HIV (viral load) yang lebih tinggi dalam darahnya, dan mengembangkan resistansi terhadap obatnya. Penggunaan narkoba dapat dikaitkan dengan ketidakpatuhan,
yang dapat mengakibatkan kegagalan terapi. Beberapa narkoba jalanan dapat berinteraksi
dengan obat medisnya. Hati kita menguraikan sebagian besar obat yang dipakai untuk melawan HIV, terutama protease inhibitor dan NNRTI. Hati juga menguraikan beberapa jenis narkoba,
termasuk alkohol. Bila baik narkoba ataupun obat ‘antri’ memakai hati, ada yang diuraikan secara lebih cepat dan juga yang lebih lambat. Hal ini dapat menyebabkan overdosis berat oleh obat atau pun narkoba. Overdosis obat dapat menyebabkan efek samping yang berat. Overdosis narkoba dapat mematikan. Sedikitnya dilaporkan satu kematian akibat interaksi antara ecstasy dengan protease inhibitor. Sebaliknya, interaksi dapat menyebabkan dosis obat yang rendah dalam darah, dengan akibat tingkat obat terlalu rendah untuk melawan HIV. Hal ini dapat menyebabkan virus menjadi resistan terhadap obat tersebut. Beberapa obat, termasuk obat antiretroviral dapat mengubah tingkat metadon dalam darah. Oleh karena ini, pengguna etadon seharusnya dipantau secara hati-hati setelah mulai memakai ART atau pengobatan lain, dan dosis metadon disesuaikan lagi.

Garis Dasar
Penggunaan narkoba adalah penyebab utama infeksi HIV baru. Penggunaan alat suntik, terutama semprit, secara bergantian dapat menularkan HIV, virus hepatitis dan infeksi lain. Penggunaan alkohol dan narkoba, walaupun belum sampai pada ketergantungan, dapat meningkatkan kemungkinan dilakukan hubungan seks yang tidak aman. Untuk melindungi dirinya sendiri dari infeksi, jangan memakai peralatan suntik secara bergantian. Bila memakai semprit sendiri berulang kali, membersihkannya secara hati-hati setiap kali dipakainya. Namun pembersihan yang paling hati-hati tidak dapat menjamin semprit bebas kuman. Pada beberapa komunitas,program pertukaran jarum suntik menyediakan semprit yang baru dan bersih. Program ini dapat mengurangi angka infeksi HIV yang baru. Penggunaan narkoba dapat menyebabkan kelupaan dosis terapi antiretroviral. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan kegagalan terapi dan resistansi terhadap obat. Memakai narkoba atau alkohol bersama dengan obat antiretroviral dapat menjadi berbahaya. Interaksi antara obat dengan
narkoba dapat menyebabkan efek samping berat dan overdosis yang gawat.

dicuplik dari : Yayasan Spiritia